Senin, 30 Juli 2012

KAMPUS KEHIDUPAN

Dunia adalah sekolah. Kampus kehidupan “university of life”. Afghanistan, Irak dan Palestina adalah universitas jihad. Para alumninya kin berbahagia di syurga, insya Allah. Pasar adalah kampus kejujuran. Kantor sebagai kampus pelayanan. Jalanan kampus pengendalian diri. Pemukiman kumuh kampus kepedulian. “(Dialah Allah) yang menjadikan kematian dan kehidupan, supaya Dia menuji kamu, siapa diantara kamu yang palimh baik amal nya. dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun” (QS. Al-Mulk : 2) “dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah : 155) Hidup adalah ujian, dan ujian perlu persiapan agar momentum dapat diraih penuh kesuksesan. Ujian sama tapi hasilnya beda0-beda, ya’kan? Ada yang lulus, ada yang gagal. Ada yang cumlaude adapuls ysng kemelut. Ujian itu pasti, saat datang tak perli di hindari atau di tinggal lari, ia akan datang lagi. Begitupun jangan mencari-cari ujian. Setuju? Lazimnya ujian tentu ada kriteria penilaian. Aturan ditetapkna untuk ditaati, bukan untuk dilanggar. Jadikan berprestasi untuk ditaati. Coba pikirkan, bila semua berlaku semau gue, tanpa batasan, ukuran, dan penilaian, sulit untuk menentukan. Justru “orang ynag memahami keterbatasan itulah orang yang cerdas”. Berprestasi di tengah keterbatasan itulah pahlawan. Jadi BATAS ITU PENTING.

KESEMPATAN

“Tidak ada istilah dosa besar (yang tidak di ampuni) jika disertai dengan istigfar, dan tidak ada istilah dosa kecil (yang diampuni) jika dilakukan terus menerus” (HR. Bukhari). Sadarkah kita? Bahwa setiap mili dari usia ini semuanya akan di perhitungkan. Kanan... atau kah Kiri..? Subhanallah, maha suci engkau Yaa Rahman. Apa yang hedak kita lakukan, seandainya semua amalan ini jatuh di sisi ynag sebelah kiri, keburukan yang paling buruk lah sedang menanti. Kobaran api neraka yang panasnya melebihi panas larva gunung api hendak meledak, dengan siksaan nya yang pedih tak tertandingi. Mari kita tundukkan hati kita, bermuhasabah atas hidup yang telah dilalui. Sekarang lah kesempatan untuk menjauhi kepedihan yang teramat pedih itu. Apalah arti dosa kecil ketika terus menerus di perbuat, lama-lam menjadi bukit pula. Dosa besar tidak akan berarti apa-apa seandainya penyesalan datang dengan menggebu-gebu dan berjanji untu tidak akan mengulanginya lagi. Allah maha pengampun atas segala dosa yang kita perbuat, tapi allah akan mengampuni siapapun yang ia kehendaki Kesempatan berada di dunia dan dunia memiliki kesempatan, kesempatan untuk terus bertasbih memuji namaNya. Jalani segala kehidupan dunia sesuai pada takaran keharusannya. Rasulullah kekasih Allah bersabda “Sesungguhnya Ruh Kudus (Jibril) membisikkan dalam hatiku: Cintailah oleh mu orang ang kamu cintai, tetapi ingatlah bahwa engkau pasti akan berpisah dengan dia. Kerjakanlah apa saja sesuka hatimu, tetapi kamu harus ingat bahwa kamu akan mati juga” (HR. At-Tabrani)
(Oleh : Hanna Siti Nurhasanah)

ARTI HIDUP

Hidup adalah kesempatan untuk mengambil bekal di hari yang kekal nanti, tak ada yang tahu kapan semua yang hidup ini berakhir. Lawan dari hidup adalah mati, dimana ada kehidupan, pasti suatu saat nanti, kematian tiba.. tinggal kita tunggu dengna cara apa kematian datang? Dengan baik ataukah sangat mengenaskan.. itu tergantung dari perbuatan kita dulu, sekarang dan nanti sebelum sang maha pemilik kehidupan menentukannya yakni Allah ‘Azza Wajalla. Hidup bukanlah hal sulit, tergantung dari kita memilih dan memilah untuk melaluinya. Tak selamanya butiran tasbih yang digunakan untuk berdzikir kepadaNya berada di atas, dengan sendirinya akan mendapat giliran berada di bawah, kemudian ke atas, kebawah lagi, dan begtu seterusnya. Tetap lah tegar dalam menjalani segala hal yang datang ketika di bawah karena semuanya akan berlalu dengan sendirinya. Dan janganlah merasa bangga atupun sombong saat kehidupan berada dalam lingkaran yang lebih tonggi, tetaplah tawadhu..! karena semuanya akan berputar. Ada sebuah hadis yang memberikan nasihat dengan kelembutannya, “Barang siapa merendahkan diri karena Allah maka Allah mengangkat derajatnya, barang siapa menyombongkan diri maka Allah merendahkannya. Barang siapa berhemat maka Allah menjadikannya kaya, dan siapa yang boros maka Allah menjadikannya miskin. Dan barang siapa menyebut nama Allah, maka Allah mencintainya” (HR Abu Sulaiman Al-Madani, demikina disebut dalam Al-Ihya). Inilah tujuan akhir untuk hidup, ialah LILLAHITA’ALA yanya untuk Allah Subhana Wa Ta’ala, utuk mendapat keridhoanNya, untuk mendapat ampunanNya, untuk mendapat kasih sayangNya.
(Oleh : Hanna Siti Nurhasanah)